Pertanian
Bercocok
tanam merupakan kegiatan ekonomi utama masyarakat desa pangsor. Hal tersebut
didukung oleh daerahnya yang sangat luas yang cocok untuk dipergunakan bercocok
tanam. Hasil tani utama masyarakat Pangsor adalah padi dan palawija.banyak masyarakat
di desa ini yang sangat mengandalkan penghasilan mereka dari sektor ini.
Sektor perekonomian kedua terbesar
adalah perikanan. Desa Pangsor terdapat beberapa kolam atau biasa disebut
dengan balong. Meskipun jumlah balong masih kalah dibandingkan dengan jumlah
lahan pertanian, namun penghasilan yang mereka dapatkan cukup menjanjikan.
Hampir sebagian besar balong yang ada di desa pangsor merupakan balong yang
dimiliki perorang atau pribadi namun dalam pengerjaan banyak dari balong
tersebut yang disewa kan kepada orang lain. Sistem bagi hasil merupakan sistem
yang digunakan para pemilik balong dengan penyewanya. Dalam hal ini penyewa
hanya menjaga dan membesarkan bibit ikan. Sedangkan bibit ikan dan pakan ikan
tersebut telah disediakan oleh pemilik balong. Disinilah kelebihan dari sektor
perikanan di desa Pangsor, yaitu penyewa balong tidak memerlukan modal besar
dan kemampuan khusus. Hal ini juga menjadikan keuntungan bagi pemilik kolam,
karena mereka tidak perlu lagi bingung memikirkan siapa yang akan merawat kolam
mereka.
Perkebunan
Selain
bertani dan berternak ikan, masyarakat disini juga mengandalkan sektor
perkebunan. Hasil utama perkebunan di Desa Pangsor adalah Rambutan. Rata-rata
masyarkat disini memiliki 15 pohon rambutan, dan setiap kali panen para pemilik
mampu meraup pendapatan bersih sebesar Rp.22.000.000.
Masyarakat
disini panen hasil kebun mereka setahun sekali sesuai musimnya. Musim rambutan
biasanya terjadi di bulan Desember- Februari. Hasil panen rambutan di desa ini
sangat melimpah dan berkualitas bagus dikarenakan cuaca dan lingkungan yang
mendukung. Hasil dari panen rambutan biasanya dikumpulkan disatu tempat yang
kemudian di pilah yang berkualitas baiknya kemudian di packing. Biasanya
hasil panen rambutan di ekspor ke negara-negara timur tengah.
Selain
rambutan, masyarakat disini juga mendapat penghasilan lainya dari penjualan
kayu dari pohon abasia. Biasanya pohon abasia berfungsi sebagai bahan dasar
bangunan. Kualitas dari pohon kayu abasia juga tidak kalah bagus dibandingkan
dengan pohon kayu lainnya.
Sektor
ekonomi lainnya
Selan
sektor-sektor diatas, terdapat mata pencaharian lainnya seperti peternak burung
puyuh dan menjadi pengerajin bambu seperti tusuk sate dan sapu lidi. Akan
tetapi mayoritas masyarakat menjadi pembuat tusuk sate, karena hampir setiap
rumah melakukannya. Pembuatan tusuk
sate ini hanya sebagai mata pencaharian sampingan. Hasil tusuk sate yang telah
selesai dikerjakan akan diserahkan dan dikumpulkan kepada bandar, rata-rata
pembuat tusuk sate ini mempunyai bandar yang sama . Para bandar akan menghargai
hasil tusuk sate Rp.4000 per ikat untuk hasil tusuk sate yang bulat dan Rp.3000
per ikat untuk hasil tusuk sate yang pipih. Tusuk sate Pangsor dipasarkan di
Subang dan sekitarnya.
Untuk peternakan burung puyuh di
Pangsor baru ada beberapa orang saja yang menggelutinya. Biasanya para peternak
ini menjalankan usahanya dengan cara kemitraan, baik bermitra dengan orang lain
diluar desa atau luar daerah.
Penyebab jarangnya masyarakat kurang tertarik untuk
berternak adalah dalam sistem pengolahan limbah, namun hal ini dapat diatasi
dengan menjadikan limbah tersebut sebagai pupuk kandang. Hal ini jugalah yang
dapat menjadi penghasilan tambahan bagi peternak. Penghasilan bertambah,
kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarpun tetap terjagaPerikanan |
Pekebunan |
Tusuk Sate Pangsor |
Pertanian |
bagaimana prospek burung puyuh saat ini pak di pagaden subang??
BalasHapus